Tag Archives: annunaki

Re: Telah ditemukan lokasi Taman Eden

*****************************************

BLOG INI PINDAH KE

http://blog.wer1family.net

*****************************************

— In mayapadaprana@yahoogroups.com, radityo djadjoeri <radityo_dj@…> wrote: Mang Ucup yang budiman,  Terima kasih untuk postingannya tentang temuan Taman Eden.  Berikut tanggapan dari seorang pengamat UFO:  Aham bhumim adadam aryaya. aham vrsthim dasuse martyaya, aham apo anayam vavasana mama devaso anu ketam ayam. (Rgveda IV.26.2).  Artinya:  Aku anugerahkan bumi ini kepada orang yang mulia.  Aku turunkan hujan yang bermanfaat bagi semua makhluk.  Aku alirkan terus gemuruhnya air dan  hukum alam yang patut pada kehendak-Ku. Ada beberapa artikel yang menarik untuk dibaca:  1. Did Extraterrestrials Visit Earth Before the Flood?  2. Was Adam a Alien Half-Breed? by James Donahue  3. ebook FLYING SERPENTS AND DRAGONS by R.A. Boulay  4. Humanity’s Extraterrestrial Origins: The Lizzies  Berikut adalah tulisan saya yang pernah dimuat di majalah INFO-UFO edisi 1 tahun 2001. Proyek Adam di Lab Eden Apa Yang Terjadi di Eden 6000 Tahun Lalu? Sering menjadi pertanyaan, apakah Adam merupakan manusia pertama di bumi ini? Benarkah dia dibuat di Eden? Apakah sebenarnya yang terjadi di sana? Apakah yang ada di kitab kejadian (Genesis), khususnya penciptaan dalam enam hari itu, di mana manusia diciptakan (atau dibikin) pada hari keenam, itu merujuk kepada penciptaan Adam dan Hawa? Bagaimana dengan petunjuk yang ada dalam kitab-kitab lain? Bagaimana pula jika dikaitkan dengan mitologi bangsa Sumeria kuno? Apakah Adam Manusia Pertama? Kebanyakan orang mempercayai bahwa Adam adalah nenek moyang dari semua manusia. Dengan demikian, sebelum Adam  tidaklah ada manusia sama sekali. Tapi, banyak orag tentunya mera-gukanhal ini, apalagi

menurut temuan arkeologi, sudah ada peradaban manusia yang jauh lebih tua dari perkiraan masa kehidupan Adam. Yang jadi pertanyaan, benarkah kisah yang dikemukakan dalam berbagai manuskrip bahwa Adam itu dibuat dari tanah?  Ada pendapat yang mengkaitkan proses pembuatan Adam ini dengan makhluk luar angkasa. Hal ini dikaitkan dengan adanya fenomena makhluk dari dimensi lain yang dikisahkan bersamaan dengan proses pembuatan Adam. Dan ada anggapan bahwa yang dimaksud “dari tanah” itu bukan berarti bahan materi dari Adam adalah tanah, melainkan diciptakan dari sisa-sisa yang ada di dalam tanah.  Proses penciptaan Adam dari sisa-sisa makhluk hidup yang ada sebelumnya, mungkin bisa ditunjang dengan adanya pandangan bahwa dalam proses menciptakan langit dan bumi, sang pencipta berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu.  Ada kepercayaan bahwa penciptaan bumi dan langit ini terjadi berulang-ulang, sehingga ada proses penciptaan pertama dan penciptaan yang berikutnya. Hal itu dikatakan supaya manusia yang hidup saat ini bisa mengambil pelajaran dari pengalaman “manusia” terdahulu.  Dari studi yang ada, umumnya sampai pada kesimpulan bahwa Adam hidup sekitar 6000 tahun yang lalu. Kalau memang Adam dianggap hidup 6000 tahun yang lalu, maka mestinya ada catatan kuno tentang hal itu. Hanya saja, kalaupun ada catatan kuno, apakah catatan kuno itu bisa dipakai sebagai bukti atau cuma sekedar mitos dan legenda saja?  Adam, kalau memang pernah ada, harusnya hidup di daerah sekitar Mesopotamia, atau sekarang ini daerah Irak, Iran atau sekitarnya. Ada yang bilang, Adam sebenarnya muncul (turun) di India. kalau memang di India, harusnya ada keterangan tentang hal itu. Di India ada kisah tentang Manu dengan bencana air bah, di mana kata “Manu” ini sama

dengan “Nuh” dan juga kemudian dipakai menjadi istilah “Manusia”. Dari kitab Veda, tepatnya RgVeda IV.26.21-22 isinya: “Aku menganugerahkan bumi ini kepada Adadam Aryaya (orang yang mulia). Aku turunkan hujan yang bermanfaat bagimakhluk, Aku alirkan terus gemuruhnya air dan hukum alam tunduk kepada perintah-Ku. Apakah di sini merujuk kepada “ADAM” ? Namun ada yang menafsirkan “Adadam Aryaya” sebagai “bangsa manusia ras Aryan” “aham bhUmim adadAm AryAyAhaM” diterjemahkan sebagai “I have bestowed the earth upon the Arya” Apakah Adam itu adalah pemimpin pertama bangsa Aryan? Aryan ini adalah bangsa Indo-Eropa atau persia yang sekarang ini  bernama Iran. Apakah ini ada hubungannya dengan mitos serangan bangsa Aryan ke India? Dan apa yang tertulis dalam kitab Kejadian 5:1 mungkin bisa menjadi bahan pemikiran. Apakah orang-orang yang ada dalam daftar silsilah Adam itu memang benar pernah hidup dulu….atau cuma dongeng? Apakah Eden Lab Genetika? Kalau kita membahas soal asal usul cerita Adam ini secara serius, rasanya kurang lengkap kalau kita cuma berhenti pada sumber literatur dari kitab suci yang ada saat ini saja. Kita mesti menelusuri, dari mana asal usul cerita ini semula.  Kisah penciptaan Adam ini terjadi di “Taman Eden”. Hal ini dikuatkan dengan cerita atau mitologi bangsa Sumeria kuno. Di sana ada banyak tokoh, seperti Enki, Enlil, Nin-Ti, Enkidu, dan lain-lain. Tahukah Anda, bahwa ada yang menarik dari istilah kata Eden (Edin) itu sendiri. Dalam bahasa Sumeria kuno, kata “E” berarti “Rumah” dan “Din” berarti “Pembuatan”. Jadi Edin atau Eden itu adalah sebuah rumah tempat mencipta, yang mana kalau di jaman sekarang ini disebut sebagai LABORATORIUM.  Jadi, Eden merupakan suatu tempat di mana “mereka” yang disebut

dengan elohim (yang artinya “mereka yang datang dari langit”) itu melakukan berbagai percobaan atau proses pembuatan. Kalau di jaman sekarang, istilah yang tepat adalah kloning. Sebagaimana bisa kita baca dalam kitab-kitab suci maupun mitologi-mitologi yang ada, maka kita bisa mengetahui bahwa “mereka” mencari jejak-jejak kehidupan yang terkubur di dalam tanah dan menemukan jasad-jasad yang kemudian mereka ambil intisarinya (DNA) lalu dibentuk menjadi manusia. Demikian juga binatang-binatang yang lain. Itu sebabnya, pada kitab Kejadian 2:19 disebutkan bahwa Tuhan (Yehovah Elohim) membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Makhluk-makhluk ini, dibuat dari tanah, yang tentunya bisa ditafsirkan dua macam, pertama: binatang-binatang itu diciptakan dari tanah, dibentuk dan kemudian menjadi hidup, atau kedua: dari tanah diketemukan sisa-sisa (jasad) binatang yang ada dan kemudian  melakukan kloning sehingga dengan segera terbentuklah berbagai binatang.  Seperti kalau sekarang ini manusia mengkloning domba yang diberi nama Dolly itu. Tentunya akan menjadi pertanyaan yang abadi, mengapa sang pencipta harus menciptakan manusia dan binatang itu dari tanah? Mengapa tidak begitu saja “dari tidak ada” menjadi “ada”? Jika memang dalam membuat Adam digunakan proses kloning, apakah sama dengan proses yang ada saat ini?  Hal ini kita bisa bandingkan dengan proses pembuatan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian saripati itu diolah menjadi air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh  atau rahim. Kemudian air mani itu dijadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu dijadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu dijadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu dibungkus dengan daging. Kemudian akhirnya terbentuklah sebagai makhluk yang berbentuk lain.  Hal itu bila dibandingkan dengan prosedur kloning yang ada sekarang ini, maka prosesnya adalah mirip. Dan yang menjadi pertanyaan: Jika manusia pertama itu dibikin dari suatu saripati (yang berasal) dari tanah, lalu diolah menjadi cairan (lendir) atau semacam gel, dan kemudian ditempatkan dalam tempat yang kokoh (diartikan sebagai rahim), maka rahim siapakah yang dipakai? Apakah ribuan tahun yang lalu, ada sekelompok ilmuwan yang bekerja di laboratorium Eden, mengerjakan semacam Proyek Adam, mencari sisa-sisa jasad renik untuk diperoleh susunan DNA dari tanah dan kemudian menciptakan manusia. Manusia ini, menurut cerita mitos yang ada, dibuat untuk bekerja kepada mereka sebagai budak dalam rangka menambang emas.  Lalu, apakah macam-macam mahluk mitos juga berasal dari lab Eden? Bisa jadi memang begitu. Meski kepastian bahwa makhluk-makhluk itu dicipta-kan di Eden memang tidak jelas. Na-mun kalau dalam kitab kejadian ada ditulis: “Lalu TUHAN Allah memben-tuk dari tanah segala binatang hutan (beast of the field) dan segala burung di udara (bird of the heavens).” Dan hal itu dibuat di Eden. Menurut mitologi bangsa Sumeria, anunnaki (atau mereka yang bertanggung jawab dalam proyek Adam ini), berasal dari planet Nibiru, yang masih satu tata surya dengan kita. Sampai saat ini, planet tersebut tidak diketahui lokasinya, namun berdasarkan perhi-tungan, diduga kuat memang ada.  Lalu, bagaimana dengan sisa-sisa fosil dinosaurus yang hidup ratusan juta tahun yang lalu? Apakah “mereka” itu tidak tertarik untuk menghidupkan mereka juga? Padahal, saat inipun, manusia yang telah menguasai teknologi kloning pasti akan tertarik untuk “menghidupkan kembali” dinosaurus dari sisa-sisa DNA yang tersisa. Apakah menurut mereka dinosaurus yang besar-besar itu tidak baik untuk keadaan bumi di saat itu?  Mitologi Sumeria kuno mencerita-kan adanya makhluk-makhluk aneh. Misalnya, makhluk bersayap,berbadan lembu dan berkepala manusia. Makhluk ini adalah makhluk mitos, ada yang menyebut sphinx atau kerub. Ada juga burung berkepala manusia atau sebaliknya, manusia berkepala gajah atau burung. Apakah di Taman Eden, dilakukan berbagai rekayasa genetika, termasuk memproduksi makhluk yang aneh-aneh? (nas)  Nur Agustinus, Surabaya  ———————————————————  Telah ditemukan lokasi Taman Eden Taman Eden diserap dari kata bahasa Ibrani Gan Eden. Dalam bahasa Indonesia disebut Firdaus yang diserap dari kata Persia “Pairidaeza” yang arti sebenarnya dalah Taman. Dalam Islam Taman Eden disebut juga Surga `Adnin atau Jannatul `Adnin. Banyak orang ingin hidup di taman Firdaus (taman Eden), tetapi karena mereka tidak tahu letaknya dimana, jadi mereka menganggap taman Eden itu ada di surga. Kita sekarang sudah mempunyai peralatan yang serba canggih, mulai alat pemetaan dengan komputer s/d satelit, jangankan lokasi peta di dunia, peta di bulan pun telah kita ketahui dan miliki. Oleh sebab itu kalau kita sekarang tidak bisa menemukan letaknya taman Eden di dunia ini berarti hanya ada dua kemungkinan, taman Eden itu hanya sekedar dongeng orang jaman baheula saja atau taman Eden itu letaknya benar-benar di surga, tetapi apabila letaknya di Surga, kenapa Adam & Hawa bisa keluar dari Taman Firdaus secara begitu saja tanpa menggunakan kendaraan turun dari surga ke bumi ? Banyak orang telah berusaha untuk mengungkapkan rahasia dimana letaknya taman Eden, mulai dari Calvin sampai para ahli sejarah maupun ahli geologi jaman sekarang. Ada yang menduga letaknya di Mesir, di Mongolia, di Turki, di India, di Irak dsb-nya, tetapi tidak ada yang bisa memastikannya 100%. Bahkan menurut Wikipedia

bahasa Inggris, Taman Firdaus itu bisa juga letaknya di daerah Indonesia sekarang yang mereka sebut sebagai Sundaland. Kalau kita mencari letak lokasi taman Eden maka seharusnya kita mulai dari Alkitab, sebagai titik awalnya sebab dari situ pertama kalinya kita mengetahui keberadaannya taman Eden. Menurut Alkitab letak taman Eden itu dibagian timur, ini dilihat berdasarkan titik pandang si pencerita, karena penulisnya orang Yahudi, maka yang dimaksud otomatis bagian timur dari Israel. Menurut Alkitab “Ada suatu sungai yang mengalir Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.” (Kej. 2:10) Nama ke empat sungai itu ialah Hiddekel, Perath, Pison dan Gihon Dua sungai pertama telah bisa di identitaskan: Hiddekel = Tigris dan Perath = Efrata, maka dari itulah banyak orang beranggapan bahwa taman Eden berada di daerah Mesopotamia selatan (daerah sekitar Irak sekarang) dimana sungai Tigris dan Efrata mengalir di jaman sekarang ini. Yang tidak atau belum bisa di identitaskan adalah kedua sungai terakhir Pison dan Gihon. Banyak yang menduga bahwa Gihon berada di Etiopia, karena tercantum dalam Alkitab bahwa sungai Gihon mengelilingi tanah Kusy (Kej. 2:13). Kusy dalam Alkitab biasanya diartikan sebagai Etiopia. Sedangkan sungai Pison berada di bagian tanah Arab, seperti yang tercantum di Kej 2:11 sungai Pison mengelilingi tanah Hawila = tanah dibagian Arab. Menurut Alkitab ribuan th setelah Adam diusir dari taman Eden terjadi air bah yang menghancurkan dunia ini. Air bah tersebut telah memporak porandakan dan mengubur sebagian besar hutan-hutan maupun taman-taman sebelumnya. Lapisan dari endapan tanah yang bermil-mil tebalnya, menjadi saksi bisu dari terjadinya kerusakan tersebut. Bahkan sebagian besar dari permukaan bumi ini telah tenggelam dan berada dibawah permukaan laut. Dr. Juris Zarins dari Southwest Missouri State University di

Springfield, telah mengadakan penilitian lebih dari 10 th untuk mengungkapkan rahasia dimana letaknya taman Eden. Ia tidak hanya sekedar membaca dan menghafal seluruh ayat-ayat di Alkitab yang ada kaitannya dengan Taman Eden, bahkan ia menyelidiki foto-foto dari satelit, dan berdasarkan hasil penelitiannya ternyata taman Eden itu telah tenggelam dan sekarang berada dibawah permukaan laut di teluk Persia. Bagi mereka yang tertarik dan ingin membaca hasil reset nya yang dilakukan secara ilmiah, silahkan baca kutipan dari Smithsonian Magazine lengkap dengan foto-foto dari satelit (LANDSAT), di http://www.ldolphin.org/eden/ Mang Ucup Email: mang.ucup@… Homepage: www.mangucup.org e-mail: radityo_dj@…  blog: http://mediacare.blogspot.com

Was Adam An Alien Half-Breed

*****************************************

THE BLOG IS MOVED TO

http://blog.wer1family.net

*****************************************

Source: http://perdurabo10.tripod.com/id113.html

Everybody knows the Bible story about the origin of the human race.

The Hebrew god Jehova, also called Elohim, created a man named Adam and a woman named Eve and placed them in a garden called Eden. This is an ancient story shared by both the Jewish and Christian religions. It appears in Genesis, the first book of the Old Testament.I suspect this story is a twisted version of what really happened. Because of personal contact with aliens in parallel but multi-dimensional universes, I know that we three-dimensional humans are not alone. We never have been alone. We are surrounded by intelligent life that sometimes enters our dimension and frequently manages to influence our way of life. While I cannot prove it, I suspect that one or more alien cultures came to Earth in the distant past and used some form of genetic engineering to alter the brains of existing animals, giving them what we know today as human consciousness. This would explain the sudden rise of great civilizations. It also would answer the riddle behind the construction of complex cities and stone monuments by a people that just crawled out of a cave-life existence.How would humans have the sudden ability to hunt, farm, build monuments, and worship a god unless they were (a.) suddenly created (i.e. genetic manipulation) and also (b.) given personal instruction by another intelligent life form. Our apparent need to constantly worship something, whether it is a rock or an invisible deity in the sky, might stem from this kind of mental conditioning.

I recently had my nose buried in an unusual book, “The Pleiadian Agenda” by Barbara Hand Clow, in which the author claims to be a human vehicle for various alien communicators. The aliens (in her) say they are using this book in an attempt to push certain buttons and awaken readers into an understanding of just who we are.

Clow’s work speaks mostly on behalf of the Pleiadians, a race of aliens interested in helping humans rise above our situation. The author claims that we also share this planet with mainly two other alien races, the Reptilians and the Anunnaki. It is the Anunnaki who appear to be the villains in this story. These people, who reportedly come to Earth from the planet Niberu every 3,600 years, appear to be the creators of some of us. But according to the Pleiadians, their motive was never divine. They made humans to work as their slaves. They created our complex religious belief systems to make sure we always remain trapped in their elaborate program of social control.

The Pleiadians claim that the planet Niberu is part of our solar system, but it has such a wide arch that it only comes into view every 3,600 years. At that time Niberu gets close enough to Earth to allow the Anunnaki to physically travel here. Their last visit was at the time of Jesus. Niberu was the star referred to in the Christmas story. The visit prior to that was made at the time the Sumarian Empire rose to power. Just how the Anunnaki manage to exist on a world that swings so far out of the galaxy it cannot benefit from the heat of the sun, is not explained.Indeed, this is a wild story. But because I am always willing to consider new ideas and theories, I filed it away in my head for possible future reference.While studying an ancient translation of The Epic of Gilgamesh, a type of creation story found in clay tablets among Sumerian ruins dating back to third millenium BC, I was surprised to find a reference to the Anunnaki:

“When the Anunnaki, the judges, come together, and Mammetun, the mother of destinies, together they decree the fates of men. Life and death they allot but the day of death they do not disclose,” one text reads.

The epic also speaks of Anu, “lord of the firmament,” an image of God the creator of man.

Indeed, the Sumarians believed that the Anunnaki were gods of a dark underworld where the dead go. Anu was a father of gods, “the great above.”

The strange Book of Enoch, an ancient text discovered in Ethiopia in 1773 (and because of references to it in ancient Hebrew writings considered to be among the oldest manuscripts in existence) talks about 200 angels who came down to earth to mate with the women. Led by a high angel named Azazyel, the angels produced giant men who ate so much they soon consumed all of the food. After that they fed on the animals and even the flesh of humans.

During this strange occupation, Enoch writes that humans were taught to make swords, knives, shields, breastplates, mirrors, jewelry, paints and dyes, make cosmetics, and use valuable stones. The people also learned sorcery, use of roots and plants for medicine, astronomy, astrology and other “signs,” and the importance of the “motion of the moon.”

In November I had the privilege of listening to Fr. Charles Moore, a Roman Catholic Priest, speak on the Coast to Coast radio talk show. Moore, an obvious maverick among the Catholics, also talked about the Anunnaki and his belief in their control over the human race.

It is Moore’s opinion that the Anunnaki come to Earth to mine gold. He said gold is an element that cannot be found on Niberu. The Anunnaki use a form of alchemy to refine gold into a liquid that they consume. When done correctly, Moore claims the metal makes the consumer young and healthy, gives them great mental powers, and assures eternal life in this body and in this dimension. The formula that works for the Anunnaki also would work for humans, he said. Moore believes the Anunnaki created us to mine gold for them. Indeed, gold is regarded by humans to be a most precious and admired metal. It is worn freely as decorative jewelry. Gold also has been used to make coins of value.Since hearing that broadcast, I have stumbled upon the writings of yet another Anunnaki believer: Zecharia Sitchin.Sitchin, an expert in ancient Semitic and Hebrew languages, has stirred much controversy with his books, writings and lectures. His Earth Chronicles series offers the premise that mythology is the repository of ancient memory, the Bible is a historic and scientific document, and ancient civilizations were the product of knowledge given to the people by the Anunnaki.

In a lecture at New York University in 1993, Sitchin outlined his theory about human origins and our link with the Anunnaki. Following are excerpts from his talk:

“There is one more planet in our own solar system, not light years away, that comes between Mars and Jupiter every 3,600 years. People from that planet came to Earth almost half a million years ago and did many of the things about which we read in the Bible, in the book of Genesis.

“I prophesize the return of this planet called Nibiru at this time. The planet is inhabited by intelligent human beings like us who will come and go between their planet and our planet. They created Homo sapiens. We look like them. I call them the Annunaki,” Sitchen said.

He said he became interested in the Sixth Chapter of Genesis, that talks about the Nefilim, or giants, identified as “the sons of the gods who married the daughters of man in the days before the great flood.” In his research, Sitchen said he learned that Nefilim literally means “those who have come down to earth from the heavens.“All the ancient scriptures, the Bible, the Greek myths, the Egyptian myth and texts, the pyramid texts, everything, led to the Sumerians, whose civilization was the first known one six thousand years ago. I focused on Sumer, the source of these legends and myths and texts and information. I learned to read the cuneiform Sumerian texts and came upon their persistent and repeated statements that those beings, whom the Sumerians called Anunnaki, came to earth from a planet called Nibiru. The planet was designated by the sign of the cross and Nibiru meant, planet of crossing.” Sitchen said scholars who were following this same course of study were debating among themselves whether Nibiru was Mars or Jupiter. He said he began an extensive study of astrological charts and realized that Nibiru couldn’t be either of these planets. He finally came to the conclusion that it was a wandering planet that crossed through our solar system.“Once I realized that this was the answer, that there is one more planet, everything else fell into place. The meaning of the Mesopotamian Epic of Creation on which the first chapters of Genesis are based and all details about the Anunnaki, who they were and who their leaders were and how they traveled from their planet to Earth and how they splashed down in the Persian Gulf and about their first settlement, their leaders and so on and so on, everything became clear! The Sumerians had immense knowledge.

“They knew about Uranus and Neptune and described them and they knew about Pluto. They were proficient in mathematics and, in many respects, their knowledge surpassed modern times. They said ‘All we know was told to us by the Anunnaki.'”

Sitchen said: “The existence of Nibiru is not a matter of just one more globe in our solar system. This is different, because if Nibiru exists, and the Anunnaki exist, then the Sumerian claim that they come back to our vicinity every 3,600 years, at which times in the past they gave us civilization, then we are not alone and there are more advanced people than us in our solar system.”In one of his books, “The Twelfth Planet,” Sitchen quotes a Sumerian text that he says explains how Adam, the first Homo sapien, was created. He said the process was the same as what today is called a “test tube baby process.“The knowledge that we have acquired corroborates what the Sumerians knew six thousand years ago. You wonder how is it possible, how could they know? How, as another example, could their symbol of the entwined serpents, that we still use today to denote medicine and healing and biology, be 6,000 years ago, the symbol of Enki, who engaged in genetic engineering to bring about the Adam? That was a symbol of the DNA, the double helix of DNA,” Sitchen said. “We look like them. They made us through genetic engineering. They jumped the gun on evolution, and made us to look like them physically, and to be like them emotionally. That is what the Bible says: Let us make the Adam in our likeness and after our image. Physically, outwardly and inwardly. So much of what they are, we are.” Sitchen even goes one step farther. He also theorizes that the Anunnaki not only created us through genetic engineering, they “mixed their genes with those of Ape-woman.”This is exactly what the remote viewer finds when he peers into the past. There was, indeed, a genetic manipulation of existing animals on this planet to create various forms of intelligent Homo sapien. He says, however, that we are not all from the same source. While the Anunnaki created people, other alien visitors left their own DNA prints on this planet at even earlier times. This explains the wide variety of races that exist. We are all human, but we seem to have originated from different places and races in the universe.